Kisah Azimat Penghantar Sugesti

azimat

Pada usia remaja dulu. di lingkungan keluarga. saya mempunyai tugas rutin yaitu pagi menyapu lantai. siang mengisi bak kamar mandi (menimba) dan sore hari menyalakan lampu petromak.

Ada kisah unik berkaitan dengan masalah per-jimat-an yang saat ini sedang saya bahas, ketika suatu siang saya sedang dihinggapi perasaan malas menimba air, otak usil saya pun berputar, bagaimana agar bak kamar mandi penuh tanpa saya harus menimba.

Ketika itu seorang rekan (adik kelas di SLTP) sedang bermain di kediaman saya. Spontan, ide untuk “menutup'” kemalasan itu timbul. Dengan mimik muka serius, saya katakan kalau rekan itu kuat menimba air hingga penuh ada hadiahnya.

“Apa hadiahnya ?”

“Jimat!” jawab saya.

Mungkin karena mendengar, saya ini kabarnya keturunan dari orang-orang yang kuat dalam ilmu kanuragan, rekan saya pun menyanggupinya. Tanpa banyak bicara, rekan itu langsung mengisi bak kamar mandi hingga penuh.

Ketika dia sedang mengisi bak kamar mandi itu, saya mencari potongan kain-kain warna putih dari kakak saya yang penjahit. Setelah itu lalu saya tulisi dengan huruf-huruf hijaiyah (secara terputus-putus) ada gambar bintang yang coraknya, selintas, mirip sebuah wifik atau azimat.

Apakah ketika itu saya benar-benar sudah bisa membuat azimat? Terus terang saja, belum! Itu azimat saya buat secara ngawur saja, hanya untuk membebaskan diri dari tugas menimba pada siang itu. Dan apa yang kemudian terjadi?

Saya tidak mengira jika rekan saya itu tiba-tiba menjadi jagoan baru. Dia yang semula tidak berani berkelahi tiba-tiba berani memukuli siapa pun yang berani melawan kehendaknya.

Keberanian itu berubah menjadi sikap yang terlalu menyimpang. Artinya, tidak hanya anak kecil dan sebaya sering ditantangnya. Terhadap orang dewasa pun rekan saya itu berani berkelahi.

Karena menjadi brutal. orang tuanya mengadu ke orang tua saya. Hal itu dilakukan karena ada informasi bahwa anaknya menjadi “sakti” lantaran memegang azimat ampuh dari keluarga saya. Dan setelah ditelusuri, keberadaan azimat itu berasal dari tangan saya.

Saya pun kemudian diintrogasi oleh orang tua mengenai azimat yang menyebabkan seseorang menjadi jagoan hingga kemudian meresahkan lingkungan itu. Dan saya mengaku apa adanya bahwa saya memang membuat azimat, tetapi itu hanya ngawur, sekedar mendapatkan untung karena bak kamar mandi bisa penuh tanpa saya harus mengisinya.

Ketika saya berterus terang, orang-orang yang mendengar pun tertawa. Hingga akhirnya rekan saya diberi tahu bahwa azimat upah menimba beberapa hari yang lalu itu azimat palsu.

Nah, jika azimat itu palsu (tidak memiliki kekuatan magis) mengapa secara tiba-tiba mampu menimbulkan nyali (keberanian) seseorang, sehingga ia menjadi jagoan kampung?


Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari dibawah ini

Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini :

error: Content is protected !!